Popular Posts

Thursday, December 2, 2010

KAULINAN DIGITAL

Dunia saat ini dipersatukan oleh sebuah revolusi yang sangat dahsyat di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi yang kian berkembang menjadikan dunia sebagai kampung global yang meniadakan batas-batas fisik maupun sosial. Di kampung global yang menjadi indentitas bukan lagi budaya tradisional melainkan budaya virtual. Masyarakat lebih familiar dengan bahasa Inggris, budaya instant, game online maupun offline. Pada akhirnya budaya global sedikit demi sedikit menggerus akar-akar budaya lokal. Masyarakat cenderung mulai melupakan budaya sendiri karena sudah dikepung budaya virtual yang sebagian besar adalah budaya produk barat, terutama budaya Amerika.
Salah satu dampak perkembangan teknologi komunikasi dan informasi adalah berkembangnya teknologi game baik videogames, computer games maupun game online dan offline. Dengan adanya games~kata games merepresentasikan bentukgame lainnya~menyebabkan adanya pergeseran dan perubahan bentuk dan pola permainan dikalangan generasi muda, khususnya dikalangan remaja dan anak-anak. Dengan kata lain globalisasi telah memarjinalkan permainan tradisional. Anak-anak kini lebih suka bermain game online maupun offline ketimbang bermain permainan tradisional, seperti ucing sumput, pris-prisan, galah asin dan lain sebagainya. Permainan tradisonal kurang diminati oleh anak-anak karena bentuknya yang dianggap usang dan kurang menantang untuk dimainkan. Hal ini berbeda ketika mereka memainkan game online karena mereka bisa menjadi karakter siapa saja dengan kemampuan tertentu dan memilih alat atau senjata model terbaru dengan kekuatan yang bisa diatur .
Pada dasarnya antara games dengan permainan tradisional tidak jauh berbeda. Terdapat persamaan antara games dengan permainan tradisional yaitu: pertama, permainan itu bersifat bebas dalam pengertian orang senang memainkannya tidak diperintah oleh siapapun untuk bermain suatu permainan. Kedua, terdapat aturan-aturan tertentu untuk bermain. Ketiga, biasanya dalam permainan terdapat konflik yang berujung siapa yang menang dan pihak mana yang kalah. Pihak yang menang biasanya mendapat rewards atau hadiah sedangkan yang kalah biasanya kena hukuman (punishment).
Disamping persamaan tentu saja terdapat perbedaan. Perbedaan yang paling mencolok yaitu aspek visual yang menarik, indah dan mengagumkan dengan tata suara yang enak didengar. Aspek lain yang tidak kalah penting yang membuat perbedaan semakin jelas yaitu cut-scene, interactive dan spectacle and sensation yang terdapat pada sebuah games sehingga gamer lebih suka bermain games dibandingkan bermain permainan tradisional..
Oleh karena itu, anak-anak tidak dapat dipersalahkan bila mereka lebih mengenal dan menyukai games Point Blank, War Craft, Farm Ville dan sebagainya ketimbang permainan tradisional seperti pris-prisan, ucing sumput, sondah, galah asin dan sebagainya. Selain karena faktor teknologi, juga perubahan realita fisik seperti lingkungan pemukiman terutama kompleks perumahan yang cenderung individualis, ketersediaan tempat untuk bermain yang minim terutama di perkotaan karena tergerus pembangunan infrakstruktur serta keadaan cuaca yang tidak menentu menjadikan permainan trasional semakin termarjinalkan. Games menjadi solusi yang lagi trend dikalangan anak-anak untuk tetap melakukan aktivitas bermain. Games sebenarnya memindahkan sebuah realita yang ada menjadi realita virtual. Games bisa dimainkan kapanpun dan dimanapun tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Bertolak dari pemikiran pentingnya melestarikan permainan tradisional tanpa menafikan perkembangan teknologi, maka perlu diupayakan merancang games yang mengadopsi permainan tradisional sebagai konten utama. Jepang dan Korea Selatan bisa disebut sebagai contoh negara yang membuat games berkonten tradisi lokal. Selain itu dengan kejenuhan pasar yang didominasi oleh game dari Eropa dan Amerika maka game dengan konten tradisi lokal merupakan terobosan baru dalam industri kreatif serta memberikan nuansa baru dalam bermain games.

Dengan digitalisasi permainan tradisional maka diharapkan pertama permainan lokal akan terus diminati oleh anak-anak melalui media yang baru. Kedua menciptakan peluang kerja dalam industri kreatif dengan menggali berbagai permainan tradisional dan ketiga munculnya komunitas virtual baru yang masih memegang tradisi lokal. Bukan tidak mungkin ketika anak-anak bermain ucing sumput mencari posisi teman ketika bersembunyi dengan menggunakan GPS pada ponsel. Bermain galah asin atau pris-prisan secara online maupun bermain gatrik atau sorodot gaplok dengan media Nitendo Wii. Pada suatu nanti kaulinan urang lembur akan tergantikan oleh generasi anak cucu kita yang lahir di era virtual menjadi kaulinan digital.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger